Langsung ke konten utama

Ketekunan Sang Pengrajin Penggilasan

IMG20151017082749Melung 17 November 2015, Masyarakat di daerah Purwokerto khususnya biasa menyebut alat ini dengan sebutan gilesan, alat tradisional yang berfungsi sebagai papan menggilas pakaian saat mencuci. Alat ini berupa papan kayu berukuran 40 x 60 cm dengan ketebalan kurang lebih 5 cm. Pada masanya hampir disetiap rumah memiliki papan tersebut, khususnya di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng.
Keberadaan alat tradisional tersebut kini telah tergantikan dengan alat yang lebih canggih yang bernama mesin cuci. Gilesan sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan baik oleh pemakai maupun oleh pembuatnya. Apalagi bahan dasar yang semakin susah didapat. Untuk dapat menghasilkan gilesan dengan ukuran tersebut diatas minimal harus menggunakan kayu dengan diameter 1.5 meter. Serta tidak sembarang kayu bisa digunakan sebagai bahan dasar dalam membuat gilesan, keterbatasan bahan dasar dan persaingan alat produksi yang menjadi alasan berkurangnya pengrajin gilesan.
Berbeda dengan Nurudin (49) salah satu warga grumbul Depok, Desa Melung yang tetap bertahan dalam pembuatan papan penggilasan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar Nurrudin membeli pohon yang kayunya keras seperti petai, jengkol dan senggon. Setelah ditebang potongan kayu tersebut di gergaji menggunakan mesin pembelah kayu untuk dijadikan papan. Setelah jadi papan baru kemudian dibentuk bergelombang dan bergerigi tempat menggilas pakaian.
IMG20151017082733Dalam sehari Nurrudin mampu membuat 10 (sepuluh) buah papan penggilasan, dengan harga persatunya sebesar Rp. 25.000,- ditingkat pengepul. Kalau diecerkan paling murah dijual dengan harga Rp. 30.000,- .
Dalam memasarkan Nurrudin biasanya membawa sendiri hasil produksinya ke pasar-pasar yang ada di Purwokerto seperti Pasar Ajibarang dan Pasar Wage. Untuk setiap pengiriman Nurrudin harus membawa sedikitnya 200 buah agar bisa menutup ongkos mobil. Sesampai dipasarpun sebenarnya hasil produksi Nurrudin sudah dinantikan oleh pengepul. Hal itu karena memang penggilasan yang dibuat Nurrudin terkenal rapi dan halus. Ini juga menjadi salah satu alasan Nurrudin tetap bertahan menjadi pembuat papan penggilasan disamping memang sebenarnya secara prospek masih sangat bagus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gula Semut Memberi Nilai Tambah Ekonomi

Tanaman kelapa merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, mulai dari ujung daun sampai ujung akarnya dapat dimanfaatkan. Tanaman kelapa ini dapat menghasilkan nira yang akan dijadikan gula yang sering disebut gula merah cetak. Melung merupakan salah satu desa yang berpotensial memproduksi gula merah cetak. Gula merah cetak merupakan salah satu mata pencaharian warga Melung khususnya warga RW 04 Salarendeng, Melung. Salah satu warga yang memproduksi gula merah cetak yaitu Bapak Daryanto RT 02/04 Salarendeng, Melung. Meskipun sudah berusia lanjut, Bapak Daryanto masih dapat menderes dan memproduksi gula merah cetak untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Dalam sehari, Bapak Daryanto dapat memproduksi gula merah cetak sebanyak 8 kg. Biasanya Bapak Daryanto menjual gula merah cetak ini, dengan harga Rp 9.500/kg. Sebenarnya, gula merah cetak ini masih dapat dilakukan pengolahan yang lebih lanjut lagi yang akan menghasilkan harga yang cukup tinggi yaitu gula kristal. Dengan h

Percepatan Pembangunan Desa

Melung 14 Juli 2017, Dalam menata, merencanakan dan menentukan kebijakan pembangunan di desa menjadi kewenangan desa. Hal ini sesuai dengan amanah UU No. 6 Tahun 2014 Tentang desa. Kewenangan ini diberikan untuk semata-mata memudahkan dalam pencapaian tingkat kesejahteraan masyarakat. Pemerintah desa tidak hanya urusan penyelenggaraan pemerintahan saja, yang bersifat layanan publik dan administrasi belaka. Kini di era keterbukaan dan transparansi keterlibatan desa dalam pembangunan merupakan pilar penyangga ketahanan ekonomi negara karena peran  keikutsertaannya sebagai indikator keberhasilan pemerintah dalam menjalankan konstitusi negara. Desa diharapkan mampu menata dan merencanakan pembangunan dengan harapan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Lembaga pemerintah yang berperan dalam mewujudkan harapan tersebut adalah pemerintah desa dan organisasi penggerak desa seperti BPD, PKK dan lain-lain. Ketertinggalan desa dalam bidang pembangunan baik infrastruktur maupun sumberd